Menkeu Minta Para Bankir Jaga Kinerja Perbankan

Berita, Ekonomi719 Dilihat

Jakarta, hainews.id – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengajak para banker untuk bersama menjaga resiliensi (ketahanan) perekonomian Indonesia Tahun 2023. Ia mengungkapkan, sampai hari ini perbankan menjadi sektor keuangan yang paling dominan dalam perekonomian.

Menurutnya, naik turun, sehat tidaknya perekonomian Indonesia pada tahun ini, sangat tergantung pada kondisi sektor perbankannya. Hal itu disampaikannya dalam acara CEO Banking Forum yang diselenggarakan Ikatan Bankir Indonesia (IBI.

“Jadi, kalau menjaga APBN, tolong jaga bank Anda secara baik-baik. Jangan salah arah, jangan salah kompas, jangan salah bersauh, dan di dalamnya juga jangan berantem,” kata Menkeu.

Memasuki awal tahun 2023, Menkeu berharap para bankers dapat mengambil banyak pelajaran dari situasi yang dihadapi di tahun sebelumnya. Mulai dari disrupsi kenaikan harga komoditas, inflasi, kenaikan suku bunga, dan meningkatnya cost of fund akibat kondisi geopolitik Rusia-Ukraina.

“Para bankir harus menunjukkan kepemimpinan yang baik, yang mampu melihat berbagai spektrum agar dapat mengambil kebijakan yang tepat. Sehingga perbankan terus bisa menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia,” kata dia.

Selain itu, Menkeu juga menyampaikan prediksi dari International Monetary Fund (IMF/Dana Moneter Internasional) terkait pertumbuhan ekonomi. IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia menurun pada tahun ini yakni hanya 2,7 persen.

“Saya berharap anda bukan orang yang kedandapan menghadapi 2023. Jadi saya juga berharap anda thinking ahead,” katanya.

Sementara itu, sinergi kebijakan fiskal dan moneter selama pandemi membawa hasil positif bagi sektor perbankan. Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Ikatan Bankir Indonesia (IBI) Haryanto T. Budiman.

Menurutnya, jumlah kredit macet, pinjaman dalam perhatian khusus dan pinjaman dalam restrukturisasi di perbankan terus menurun. Ia mengakui, masih tantangan global yang masih berat bagi perbankan di tahun 2023 ini.

“Bank Sentral AS diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga sebanyak 3 kali sebesar 25 basis poin. Berapa lama dan sejauh mana kebijakan suku bunga tinggi akan dipertahankan, tergantung pada data inflasi dan tenaga kerja di AS,” katanya.