Ada Protes “Orang-Orang Kardus” di TVRI Sumsel

Berita, Kota826 Dilihat

Hainews.id,  Palrmbang- Kali kedua, Forum Teater Sekolah Sumsel (Fortass) mengusung tim teater ke layar kaca TVRI Sumsel, Jumat (25/11/2022).  Setelah sebelumnya, naskah “Puyang Leluhur” Teater Sangsas MA Patra Mandiri Palembang sukses tayang di TVRI Sumsel, kali ini, Fortass menggandeng “Bengkel Sastra Riuh Kelana” SMA Bukit Asam Tanjung Enim, Sumsel, melalui lakon “Rumah Kardus” karya dan sutradara Sadikin Khairsah.

Naskah drama satu babak berdurasi 30 menit ini, bertema kritik sosial. Kisahnya tentang orang pinggiran yang lokasinya hendak digusur, sebagai akibat proses modernisasi. Ada nada protes keras yang disuarakan “orang-orang kardus” terhadap kapitalisasi pembangunan yang berimbas pada penggusuran.

Upaya terus dilakukan, meski “orang-orang kardus” harus berhadapan dengan ancaman, termasuk kematian. Namun mereka tak henti berjuang untuk bersuara, bangkit demi sebuah harga diri keluarga dan bangsanya.

Begitulah sekelumit kisah suara dan rintihan “orang-orang kardus” yang digaungkan melalui di TVRI Sumsel, hasil besutan Sadikin Khairsah, guru di SMA Bukit Asam Tanjung Enim.

Di tengah gladi resik di lokasi shooting, Yosep Suterisno, SE, Ketua Fortass menyebutkan, lakon “Orang-Orang Kardus” yang tayang di TVRI Sumsel ini, sebagai tindak lanjut dari naskah sebelumnya “Puyang Leluhur” yang sudah lebih dulu mengawali pementasan ini.

Lebih lanjut, jebolan Teater Leksi Palembang ini menambahkan, naskah panggung dengan setting minimalis ini, masih dalam rangkaian program Fortass; menyongsong anugerah teater sekolah se-Sumsel yang akan digelar pada 2023, beriring dengan hari teater sedunia.

“Ini untuk kedua kalinya. Sebelum ini kita sudah membawa naskah Puyang Leluhur Teater Sangsas. Kemudian sekarang SMA Bukit Asam. Dan pekan depan, kita akan usung lakon lainnya. Semua ini kita lakukan bersama TVRI Sumsel, untuk menyongsong anugerah teater sekolah se-Sumsel, sekalligus hari jadi teater sedunia Maret mendatang,” kata dia.

Seperti tayangan sebelumnya, di akhir pementasan, Fortass dan TVRI Sumsel menggelar “bedah panggung” dengan moderator Imron Supriyadi, SAg MHum, jurnalis senior di Sumsel.

Sebagai narasumber kali itu, Fortass mendatangkan Erwin Janim, salah satu seniman teater senior di Palembang, yang sudah menekuni teater sejak tahun 1981 hingga kini.

Erwin menilai, secara umum penampilan para aktor dalam lakon “Orang-Orang Kardus” sudah cukup bagus. Meskipun, menurut aktor yang aktif dalam Drama Palembang “Dul Sawan” ini masih banyak hal yang mesti diperbaiki dan dimaksimalkan.

“Kalau secara umum sudah lumayan bagus. Tapi harus tetap berlatih agar di hari berikutnya penampilan yang digarap bisa lebih maksimal lagi. Baik penghayatan, pemanfaatan properti panggung, artikulasi, diksi dan ekspresi,” ujarnya.

Untuk meningkatkan kualitas aktor dalam teater, menurut Erwin diperlukan keseriusan belajar dalam mengolah konsentrasi melalui meditasi, yang menjadi dasar penting dalam teater.

“Penjiwaan seorang aktor, bisa dilakukan melalui proses belajar meditasi yang rutin. Ini harus dilakukan agar kita lebih konsen pada peran yang akan dilakoni dalam naskah. Tidak bisa, tiba-tiba langsung membaca naskah. Semua butuh proses yang tidak sebentar. Pesan saya kepada adik-adik, jangan pernah bosan belajar sehingga kita akan menjadi aktor yang berkulitas,” ujarnya. (**)