OJK Dorong Konsolidasi, Cek Data Aset, DPK, dan Kredit di BPR

Berita, Ekonomi793 Dilihat

Jakarta, Poskita.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mempercepat konsolidasi di industri Bank Perkreditan Rakyat atau BPR sepanjang tahun ini. Berikut data nilai aset, dana pihak ketiga (DPK), dan kredit BPR.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menuturkan bahwa sejauh ini OJK telah melakukan banyak upaya untuk mendorong konsolidasi BPR, di antaranya, menetapkan modal inti minimum sebesar Rp6 miliar paling lambat akhir Desember 2024.

“Walaupun jatuh temponya pada 2024, tetapi kami sekarang melakukan akselerasi dan kami sangat mendorong dengan bekerja sama asosiasi untuk mempercepat konsolidasi BPR. Ini sangat penting bukan hanya untuk BPR tapi juga untuk rakyat,” kata dia.

Dian mengungkapkan bahwa BPR cukup dibutuhkan dalam layanan keuangan masyarakat, khususnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Oleh karena itu, OJK menilai dibutuhkan langkah-langkah sistematis untuk memperkuat BPR.

Berdasarkan catatan OJK, saat ini terdapat 1.612 BPR di Indonesia. Jumlah ini dinilai Dian kurang efisien karena beberapa grup BPR, baik pemilik individu maupun perusahaan, memiliki BPR lebih dari 1 bahkan hingga 10.

“Selanjutnya, ini akan kami dorong terus untuk melakukan merger, sehingga hanya ada akan 1 BPR oleh satu pemegang saham pengendali,” kata Dian Ediana.

Merujuk Laporan Profil Industri Perbankan Indonesia yang dirilis OJK, total aset BPR sampai dengan akhir September 2022 mencapai Rp175,65 miliar. Realisasi ini meningkat sebesar 8,18 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Sementara itu, total dana pihak ketiga atau DPK pada periode tersebut mencapai Rp122,90 miliar atau naik 8,79 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini ditopang oleh tabungan yang meningkat 13,85 persen yoy, sementara deposito naik 6,66 persen yoy.

Sebaran DPK di BPR masih terkonsentrasi di Pulau Jawa dengan pangsa 61,30 persen, diikuti oleh Sumatera sebesar 16,90 persen, dan Bali-Nusa Tenggara memiliki pangsa 13,04 persen.

Terkait dengan kredit, seluruh BPR di Indonesia mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp126,05 miliar sampai dengan kuartal III/2022. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan 9,91 persen dibandingkan kuartal ketiga tahun 2021.

Berdasarkan jenis penggunaanya, sebagian besar kredit BPR disalurkan untuk kredit produktif dengan persentase 54,58 persen, yang terdiri atas kredit modal kerja sebesar 46,79 persen dan kredit investasi menyumbang 7,79 persen.