Palembang, hainews.id – Peringatan peristiwa pertempuran lima hari lima malam kembali digelar kali ini di Monpera Palembang, Minggu, (1/1) berlangsung sukses. Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati Perang 5 Hari 5 Malam yang terjadi di Kota Palembang pada 5 Januari 1947 yang silam.
Hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya Sultan Palembang Darussalam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R M Fauwaz Diradja SH Mkn , Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel Mgs Syaiful Padli, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Aufa Syahriazal Sarkomi, Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Reza Fahlevi, Kepala Dinas Pariwisata kota Palembang Sulaiman Amin, Ketua Dewan Pimpinan Legiun Veteran RI Provinsi Sumsel Ramses , PN D. MIN, beserta jajarannya Komanda Daerah Bang Japar (Kebangkitan Jawara dan Pengacara) Sumsel Iskandar Sabeni, Owner Bakso Granas Mas Azis, Abdul Azis, Ketua Komunitas Pedagang dan Pencinta Kuliner Nusantara (KPPKN) , Hj Rohana Hasyim, SE, budayawan Sumsel Vebri Al Lintani, Ali Goik dan Indah Anna Kumari, sejarawan Sumsel Dr Dedi Irwanto MA, Kemas Ari Panji , Kepala Sekolah SMAN 6 Palembang yang juga budayawan dan seniman Sumsel Fir Azwar, Iwan Darmawan dari Komunitas Jeef Palembang Sumsel, Youtuber Palembang Hidayatul Fikri alias Mang Dayat dan para komunitas pendukung kegiatan tersebut.
Kegiatan ini diawali dengan pawai bersama bersama sejumlah komunitas sepeda ontel, jeep dan komunitas lainnya dan masyarakat kota Palembang yang di komandoi Komda Bang Japar Sumsel di kawal seluruh panitia dan satgas Bang Japar yang start dan finish di Monpera.
Kemudian acara dilanjutkan dengan treatrikal pertempuran lima hari lima malam di Palembang dilanjutkan orasi kebangsaan, pemotongan tumpeng dan pemberian bingkisan dan tanda mata dari Owner Bakso Granas Mas Azis, Abdul Azis dan pemberian bantuan beras dan bingkisan dari Hj. Rohana Hasyim. SE selaku Ketua Komunitas Pedagang dan Pencinta Kuliner Nusantara (KPPKN) kepada 20 veteran Sumsel yang di wakilkan kepada Ketua Dewan Pimpinan Legiun Veteran RI Provinsi Sumsel Ramses , PN D. MIN dan para veteran Sumsel yang hadir seperti Rodi Abdullah, Romli Sayuti, Syaparudin, Romli Murod.
Sultan Palembang Darussalam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R M Fauwaz Diradja SH Mkn berharap peringatan perang lima hari lima malam di Palembang kedepan bisa menjadi agenda Pemerintah Provinsi Sumsel dan Pemkot Palembang agar masyarakat Palembang dan Sumsel mencintai bangsanya.
“Alhamdulilah berbagai komunitas di Sumatera Selatan ini bersatu untuk memperingati pertempuran lima hari lima malam dimana pertempuran ini menjadi sejarah dan Monpera ini menjadi saksi bahwa kita wong Palembang mempertahankan kemerdekaan setelah proklamasi 17 Agustus 1945,” ujar dia.
Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel Mgs Syaiful Padli mengatakan, semangat kemerdekaan ini harus terus di jaga salah satunya dengan memperingati pertempuran lima hari lima malam di Palembang.
“Tadi saya mengatakan, pemerintah harus berkolaborasi Pemprov Sumsel dan Pemkot Palembang sehingga kedepan ini menjadi even tahunan dari pemerintah sehingga peringatan ini lebih semarak dan lebih besar lagi dan lebih membumi diseluruh masyarakat Sumsel khususnya kota Palembang,” katanya.
Politisi PKS ini menilai dengan keterlibatan komunitas dimana tahun lalu sekitar 50 komunitas dan kini ada 86 berarti sukses peringatan pertempuran perang lima hari lima malam kali ini.
“Saya yakin kedepan bakal banyak komunitas yang bakal bergabung kembali dengan kepanitiaan ini, artinya semangat pertempuran lima hari lima malam ini sudah menyebar keseluruh komunitas yang ada. Kita berharap terus bertambah dan ikut berpartisipasi.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Aufa Syahrizal Sarkomi mengatakan, pemerintah akan hadir dan akan mencoba mengemas peringatan pertempuran lima hari lima malam di Palembang sehingga tahun depan akan dibuat lebih meriah lagi,” tuturnya.
“Yang jelas saya mengapresiasi apa yang sudah diinisiasi teman-teman komunitas , teman teman seniman, budayawan yang sudah membuat ini kali kedua peringatan pertempuran lima hari lima malam , dimana peringatan pertempuran lima hari lima malam ini adalah ungkapan, ekspresi bagaimana kita menghargai sebuah perjuangan , jadi sekali lagi selamat kepada teman-teman yang sudah sukses menyelenggatakan peringatan pertempuran lima hari lima malam ini,” imbuh dia.
Ketua panitia Dr Dedi Irwanto MA mengajak masyarakat Palembang untuk rutin tiap tahun melaksanakan peringatan perang lima hari lima malam ini yang memiliki banyak nilai nasionalisme dan kecintaan kepada NKRI.
“Acara ini dibentuk untuk memperingati peristiwa 47 tahun yang lalu, sehingga kita sebagai pencinta sejarah di kota Palembang bersama dengan 86 komunitas yang di bantu oleh Pemprov dan Pemkot kota Palembang bisa memperingati peristiwa 47 tahun yang lalu,” kata Dedi.
Tak hanya itu dalam acara ini, ikut serta pula dari berbagai instansi baik dari legislatif dan juga eksekutif.
Kegiatan ini merupakan acara yang lebih meriah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dimana pada tahun sebelumnya acara peringatan ini berdasarkan swadaya anggota.
“Tahun lalu hanya ada 52 komunitas yang ikut andil, tapi tahun ini meningkat menjadi 86 komunitas. Dan di tahun ini pemerintah kota dan provinsi lebih terlibat aktif, jika tahun kemarin kita lebih ke swadaya kita sendiri untuk menyelenggarakan acara ini. Tahun ini juga berbeda dari tahun kemarin karena di tahun ini ada digelar pameran,” kata sekretaris acara Hidayatul Fikri alias Mang Dayat.
Menurut Mang Dayat acara peringatan ini digelar selama 5 hari, dimulai dari Minggu tanggal 1 Januari hingga Kamis, 5 Januari 2023.
Di hari pertama peringatan perang lima hari lima malam ini berupa Pawai kebangsaan dan pragmen pertempuran, teatrikal perang lima hari lima malam, orasi kebudayaan, santunan terhadap veteran, baca puisi dan doa bersama.
“ Hari selanjutnya hingga tanggal 5 Januari kita akan menggelar bazar UMKM, pelantikan pengurus MSI Kota Palembang, diskusi sejarah dan nonton film sejarah,” katanya.