Akses Jalan Ditutup Pemilik Rumah, Asisten II Pemkot Palembang dan Camat Kemuning Cek Lokasi

Berita, Daerah234 Dilihat

Palembang, Hainews.id – Setelah viral aksib penutupan akses jalan mengunakan kawat berduri oleh pemilik rumah yang berakibat lima warga di lorong Buay Pemuka Kelurahan Sekip Jaya Kecamatan Kemuning kesulitan berlalu lalang, akhirnya mendapat respon dari Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang.

Asisten II Pemkot Palembang  Ahmad Zulinto didampingi Camat Kemuning M.Irman dan jajaran turun langsung ke lokasi, Selasa (12/12/2023) siang.

Menurut Zulinto, ada lima warga yang tidak bisa melalui jalan tersebut, yang selama puluhan tahun digunakan untuk keluar masuk akses kerumah warga.

“Selama ini, kan digunakan warga sejak jaman orangtuanya masih hidup. Sekarang dengan alasan keperluan untuk dijual. Jadi, ditutup. Dan akses tidak ada lagi. Nah kita dari Pemda Kota Palembang mencoba memfasilitasi ini. Kita sudah komunikasi dengan yang punya rumah untuk mencoba lagi melakukan pendekatan,” kata Zulinto kepada awak media.

Dikatakan Zulinto, diketahui akses jalan memang milik pribadi, hanya saja ada jalan terbaik dari kedua bilah pihak agar tetap bisa memanfaatkan jalan itu nantinya.

“Kita coba lagi melakukan pendekatan. Dengan melihat kondisi tetangga yang berada dibelakangnya, yang punya lahan atau bisa menghibahkan atau menjual tanahnya sedikit untuk akses jalan warga. Saya yakin, nanti setelah kita bertemu mediasi, dengan melihat kondisi hatinya yang punya lahan akan tersentuh hatinya,” tegasnya.

Sementara, Aji warga setempat menuturkan bahwa akses ditutup pagar kawat berduri ini telah terjadi sejak sepekan terakhir.

Biasanya yang keseharian bisa menggunakan mobil, namun sementara ini akses untuk pejalan kaki juga ditutup.

“Jelas terhambat. Sebelumnya kami sudah mengalah dan berharap bisa negosiasi untuk membeli lahan meskipun hanya untuk akses pejalan kaki. Apabila, kami umat kristiani akan menghadapi Hari besar, pasti akan banyak keluarga yang akan silaturahmi,” ujarnya.

“Kami sudah ada upaya, bahkan orangtua kami juga sudah menghadap yang punya lahan, namun enggan memberikan lahan dengan alasan pembeli tidak mau. Kami kedepan sangat mengharapkan adanya solusi,” ujarnya.

Dia menjelaskan, jalan ini sudah dipakai warga selama puluhan tahun. Namun, kini mereka kebingungan ketika jalan tersebut ditutup pagar kawat berduri.

“Puluhan tahun kami melewati jalan ini. Memang jalan ini punya keluarga Sitorus, namun sejak tanah dan bangunan ini hendak dijual jalan ini minta ditutup oleh calon pembelinya, sedangkan kami tak bisa keluar kecuali melalui jalan tersebut,” lanjutnya.